Rabu, 09 Mei 2012

Batik Padang




Batik Padang atau dalam bahasa Minangkabau disebut batik tanah liek (tanah liat) adalah jenis kain batik yang berasal dari Minangkabau. Dinamakan batik tanah liat karena batik ini menggunakan tanah liat dalam proses pewarnaannya. 

Pemakaian batik tanah liek dahulu hanya digunakan untuk acara-acara adat. Dulu pemuka adat seperti datuak (penghulu atau kepala adat), bundo kanduang (pemimpin wanita di Minang), raja-raja kecil di Sungai Pagu, Solok, Jambu Lipo, Punjung, Sawah Lunto, dan Sijujung memakai batik ini. Biasanya batik dipakai sebagai perlengkapan adat, bisa berupa selendang atau saluak/peci. Para Datuak memakai selendang dengan melingkarkannya di leher, sedangkan untuk kaum wanita melampirkan selendang itu di bahu dengan ujung kain pertama dililit dua kali di bahu kiri dan ujungnya disampirkan di tangan kanan melalui bagian belakang badan.

Batik Padang agak sulit ditemukan tetapi sekarang sudah mulai digiatkan kembali agar batik ini mudah ditemukan dan dinikmati oleh orang. Salah satu yang berusaha menaikkan kembali batik Tanah Liek adalah Ranah Minang Inaaya yang mempunyai showroom batik Padang di Marapalam Padang.

Sentra Bisnis Batik Padang

Di Sumbar, sentra batik tanah liek ada di tiga daerah, yakni Padang dengan Batik Monalisa, di Dharmasraya dan Pesisir Selatan. Meski sama-sama batik tanah liek, namun motif di masing-masing daerah berbeda-beda sesuai topografi dan kekayaan alam masing-masing. Di Dharmasraya misalnya, selain motif dasar, juga ada pembaharuan motif seperti bunga sawit yang terinspirasi dari bunga sawit yang mekar di perkebunan sawit yang banyak terdapat di daerah ini

Warna Batik Padang

Batik Ranah Minang punya ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan batik jawa, baik corak maun warna. Terutama, media pewarna dasar kain berupa tanah liat dengan cara merendam dasar kain yang belum dibubuhi motif batik ke dalam larutan tanah liat. Perendaman ini bisa memakan waktu lebih dari satu hari untuk mendapatkan ketahanan warna tanah yang menyatu dengan kain. Setelah itu, kain dicuci bersih lalu dibubuhi motif batik, seperti kaluak paku, itiak pulang patang, parang rusak, maupun motif berupa kekayaan flora dan fauna alam Ranah Minang.

Warna Batik Padang kebanyakan hitam, kuning, merah, ungu. Keterbatasan warna di pasaran karena batik ini menggunakan tanah liat sebagai pewarna. Sesuai dengan permintaan pasar, warna batik tanah liat kini tidak hanya berwarna coklat. Batik ini pada akhirnya juga diwarnai menggunakan sumber-sumber pewarna alam lainnya. Sebut saja seperti kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, dan lain-lain. 

Bahan batik pun ada yang terbuat dari katun ataupun sutera sehingga cocok digunakan untuk baju, selendang, setelan sarung, dan lain-lain. 

Motif Batik Padang

Motif Batik Padang antara lain motif kaluak paku, motif pucuk rebung, motif rangkiang, motif itiak pulang patang, motif parang rusak, motif tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis, dan lain-lain.

Pola Batik Padang mirip dengan Batik Banyumas, Indramayu, Solo, Yogya.



Contoh Motif batik Padang

Motif Kaluak Paku




Motif Pucuk Rebung


Motif Ukiran Minangkabau